Hewan yang
menyesuaikan diri dengan lingkungan air umumnya bemapas dengan insang. Ada yang
insangnya dilengkapi tutup insang (operkulum), misalnya ikan bertulang sejati (Osteichthyes), dan ada pula
yang insangnya tidak bertutup insang, misalnya pada ikan bertulang rawan (Chondrichthyes). Di samping
itu, ada pula kelompok ikan paru-paru, yang bernapas dengan pulmosis.
Insang ikan
terdiri atas bagian lengkung insang, rigi-rigi dan lembar insang. Lengkung insang
tersusun atas tulang rawan berwarna putih. Pada lengkung insang ini tumbuh
pasangan rigi-rigi yang berguna untuk menyaring air pernafasan yang melalui
insang.
Lembaran
insang tersusun atas jaringan lunak, berbentuk sisir dan berwarna merah, karena
mempunyai banyak pembuluh kapler darah yang merupakan cabang dari arteri
insang. Pada lembaran yang kaya kapiler darah inilah pertukaran CO2 dan oksigen
berlangsung.
Insang ikan
tersimpan di dalam rongga insang dan terlindung oleh tutup insang. Mekanisme pemapasan
ikan bertulang sejati meliputi dua tahap, yakni fase inspirasi dan ekspirasi.
1.
Fase
inspirasi : Fase inspirasi merupakan fase pengambilan air ke
dalam insang. Mekanisme inspirasi adalah sebagai berikut: tutup insang menutup,
mulut terbuka, akibatnya tekanan dalam mulut rendah dan air dari luar masuk ke
dalam rongga mulut.
2.
Fase
ekspirasi : Fase ekspirasi adalah fase pengeluaran air. Setelah
air masuk ke dalam rongga mulut, celah mulut menutup, tutup insang membuka,
tekanan yang lebih besar di dalam rongga mulut menyebabkan air ke luar melewati
celah tutup insang tersebut. Pada saat air ke luar melalui lembaran insang,
oksigen berdifusi ke dalam kapiler darah, sedangkan CO2 berdifusi dari darah ke
dalam air. Jadi pertukaran 02 dan
CO2 pada
ikan terjadi pada fase ekspirasi.
Pada ikan
paru-paru (Dipnoi) mempunyai cara pernafasan yang menyerupai amfibi. Di samping
insang, ikan paru-paru mempunyai satu atau sepasang gelembung udara seperti
paru-paru, yang dapat digunakan untuk membantu pernapasan, disebut pulmosis. Gelembung ini
dikelilingi banyak pembuluh darah. Pulmosis dihubungkan dengan kerongkongan
oleh duktus pneumatikus.
Saluran ini merupakan jalan masuk dan keluarnya udara dari mulut ke gelembung
dan sebaliknya, sekaligus memungkinkan terjadinya difusi udara ke kapiler
darah.
Ikan
paru-paru hidup di rawa-rawa dan di sungai. Bila airnya kering dan insangnya
tidak berfungsi, dia masih mampu bertahan hidup karena bernapas menggunakan
gelembung udaranya. Berdasarkan kenyataan ini, maka dapat disimpulkan bahwa
ikan paru-paru merupakan makhluk peralihan dari ikan ke amfibia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar