Klasifikasi
Membuat
klasifikasi adalah tugas kedua dari ahli tak¬sonomi. Pada umumnya untuk
menyusun suatu klasifikasi ada¬lah dengan menetapkan suatu definisi dari suatu
kelompok atau kategori-kategori menurut skala hirarki. Tiap-tiap kategori
meliputi satu atau beberapa kelompok lebih rendah yang terdekat yang merupakan
kategori berikutnya. Hasilnya adalah bahwa semua binatang dapat diklasifikasikan
ke dalam suatu hirarki taksonomi yang terdiri dari satu rentetan
kategori-kategori yang meningkat dari species hingga kingdom, tiap-tiap
kategori berikutnya meliputi satu atau beberapa kategori sebelumnya.Satu hal
yang perlu diingat bahwa klasifikasi pada pokoknya harus praktis. Dari semua
kategori-kategori ter¬sebut akan mempunyai arti khas atau spesifik dari semua
jenis ikan yang ditemukan (Saanin H, 1968).Kategori-kategori yang saat ini
dipakai adalah :
Kingdom
Filum
Sub-filum
Kelas
Sub-kelas
Ordo
Famili
Genus
Species
Kategori-kategori
tersebut yang sekarang dipakai dalam penyusunan klasifikasi. Terkadang ada
beberapa buku yang memasukkan unsur sub-ordo ke dalamnya (Saanin H, 1968).
Taksonomi
Informasi
yang digunakan dalam mempelajari hubungan evolusioner ikan berawal dari
pengetahuan taksonomi terutama deskripsi ikan. Pengetahuan tersebut menjadi
dasar dalam iktiologi dan juga bidang-bidang seperti ekologi, fisiologi. Metode
yang digunakan dalam bidang taksonomi terbagi menjadi enam kategori yaitu :
Morfometrik,
adalah ukuran yang berhubungan dengan panjang, lebar, dan tinggi dari tubuh
atau bagian-bagianb tubuh ikan. Meristik adalah ciri yang berkaitan dengan
jumlah bagian tertentu dari tubuh ikan, yang meliputi jumlah sirip, perumusan
jari-jari sirip, sisik dan insang (Hannan, 1992). Dan Menurut Pratignyo (1984),
bahwa morfometrik yaitu ciri yang berupa bagian tubuh ikan yang dapat di ukur,
misalkan panjang pada bagian kepala, serta pada bagian lebar dan tinggi truktur
atau bentuk pada ikan tersebut.
Ciri meristik
merupakan ciri-ciri dalam taksonomi yang dapat dipercaya, karena sangat mudah
digunakan. Ciri meristik ini meliputi apa saja pada ikan yang dapat dihitung
antara lain jari-jari dan duri pada sirip, jumlah sisik, panjang linea literalis
dan ciri ini menjandi tanda dari spesies. Salah satu hal yang menjadi
permasalahan adalah kesalahan penghitungan pada ikan kecil. Faktor lain yang
dapat mempengaruhi ciri meristik yaitu suhu, kandungan oksigen terlarut,
salinitas, atau ketersediaan sumber makanan yang mempengaruhi pertumbuhan larva
ikan .
Ciri-ciri
anatomi sulit untuk dilakukan tetapi sangat penting dalam mendeskripsi ikan.
Ciri-ciri tersebut meliputi bentuk, kesempurnaan dan letak linea lateralis,
letak dan ukuran organ-organ internal, anatomi khusus seperti gelembung udara
dan organ-organ elektrik (blog.unsri.ac.id). Pola pewarnaan merupakan ciri
spesifik, sebab dapat berubah sesuai dengan umur, waktu, atau lingkungan dimana
ikan tersebut didapatkan. Hal ini merupakan bagian penting dalam mendeskripsi
setiap spesies, misal pola pewarnaan adalah ciri spesifik spesies, kondisi
organ reproduksi, jenis kelamin. Masalah utama dalam pewarnaan bila digunakan
sebagai alat taksonomi adalah subjektivitas yang tinggi dalam mendeskripsi ikan
(blog.unsri.ac.id).
Warna pada
ikan di sebabkan karena adanya pigmen yang tersebar di epidermis khususnya
mamalia pada kelompok pisces yakni sel penghasil butir “pigmen” terletak diperbatasan
epidermis dan dermis didalam kulit vertebrata dan ikan.pigmen tersebutlah yang
nenberikan pola warna yang menarik pada ikan (Achjar.M, 1968).
Kariotipe
merupakan deskripsi dari jumlah dan morfologi kromosom. Jumlah krosmosom tiap
sel tampaknya menjadi ciri-ciri ikan secara konservatif dan dfigunakan sebagai
indikator dalam famili. Jumlah lengan kromosom seringkali lebih jelas dari pada
jumlah krosmosom. Teknik lain yang digunakan berkaitan juga dengan kariotiping,
adalah penghitungan jumlah DNA tiap sel. Namun, jumlah DNA cenderung berkurang
pada spesies terspesialisasi (Hidengarrner & Rosen,1972 dalam Moyle &
Cech, 1988).
Elektroforesis
merupakan tehnik yang digunakan untuk mengevaluasi kesamaan protein. Contoh
jaringan diperlakukan secara mekanis untuk mengacak struktur membran sel, agar
melepaskan protein yang larut air. Selanjutnya, protein ini diletakkan dalam
suatu gel, biasanya terbuat dari pati atau agar, yang selanjutnya diperlakukan
dengan menggunakan arus litrik. Kecepatan pergerakan respon protein untuk
berpindah atau bergerak tergantung pada ukuran molekulnya. Kesamaan genetik
dari indiviual dan spesies dapat dibandingkan dengan ada atau tidak adanya
protein yang dibedakan berdasarkan letak dalam gel. Elektroforesis dapat
digunakan untuk menguji variasi genetik dalam populasi. Berikut ini klasifikasi
ikan yang menunjukkan hubungan evolusioner dari kelompok besar ikan .
Selanjutnya
evolusioner Lalli & Parson (1993) dalam klasifikasinya membedakan ikan ke
dalam tiga kelas utama berdasarkan taksonominya yaitu :
a. Kelas
Agnatha, meliputi ikan primitif seperti Lamprey, berumur 550 juta tahun yang
lalu dan sekarang tinggal 50 spesies. Karakteristik ikan ini tidak memiliki sirip-sirip
yang berpasangan tetapi memiliki satu atau dua sirip punggung dan satu sirip
ekor.
b. Kelas
Chondroichthyes, memiliki karakteristik adanya tulang rawan dan tidak mempunyai
sisik, termasuk kelas primitif umur 450 juta tahun yang lalu dan sekarang
tinggal 300 spesies. Misalnya ikan pari dan ikan hiu.
c. Kelas
Osteichthyes, meliputi ikan teleostei yang merupakan ikan tulang sejati,
merupakan kelompok terbesar jumlahnya dari seluruh ikan yaitu melebihi 20.000
spesies dan ditemukan pada 300 juta tahun lalu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar