Boat

Jumat, 17 Mei 2013

Klasifikasi dan Taksonomi



Klasifikasi
Membuat klasifikasi adalah tugas kedua dari ahli tak¬sonomi. Pada umumnya untuk menyusun suatu klasifikasi ada¬lah dengan menetapkan suatu definisi dari suatu kelompok atau kategori-kategori menurut skala hirarki. Tiap-tiap kategori meliputi satu atau beberapa kelompok lebih rendah yang terdekat yang merupakan kategori berikutnya. Hasilnya adalah bahwa semua binatang dapat diklasifikasikan ke dalam suatu hirarki taksonomi yang terdiri dari satu rentetan kategori-kategori yang meningkat dari species hingga kingdom, tiap-tiap kategori berikutnya meliputi satu atau beberapa kategori sebelumnya.Satu hal yang perlu diingat bahwa klasifikasi pada pokoknya harus praktis. Dari semua kategori-kategori ter¬sebut akan mempunyai arti khas atau spesifik dari semua jenis ikan yang ditemukan (Saanin H, 1968).Kategori-kategori yang saat ini dipakai adalah :
Kingdom
Filum
Sub-filum
Kelas
Sub-kelas
Ordo
Famili
Genus
Species
Kategori-kategori tersebut yang sekarang dipakai dalam penyusunan klasifikasi. Terkadang ada beberapa buku yang memasukkan unsur sub-ordo ke dalamnya (Saanin H, 1968).
Taksonomi
Informasi yang digunakan dalam mempelajari hubungan evolusioner ikan berawal dari pengetahuan taksonomi terutama deskripsi ikan. Pengetahuan tersebut menjadi dasar dalam iktiologi dan juga bidang-bidang seperti ekologi, fisiologi. Metode yang digunakan dalam bidang taksonomi terbagi menjadi enam kategori yaitu :
Morfometrik, adalah ukuran yang berhubungan dengan panjang, lebar, dan tinggi dari tubuh atau bagian-bagianb tubuh ikan. Meristik adalah ciri yang berkaitan dengan jumlah bagian tertentu dari tubuh ikan, yang meliputi jumlah sirip, perumusan jari-jari sirip, sisik dan insang (Hannan, 1992). Dan Menurut Pratignyo (1984), bahwa morfometrik yaitu ciri yang berupa bagian tubuh ikan yang dapat di ukur, misalkan panjang pada bagian kepala, serta pada bagian lebar dan tinggi truktur atau bentuk pada ikan tersebut.
Ciri meristik merupakan ciri-ciri dalam taksonomi yang dapat dipercaya, karena sangat mudah digunakan. Ciri meristik ini meliputi apa saja pada ikan yang dapat dihitung antara lain jari-jari dan duri pada sirip, jumlah sisik, panjang linea literalis dan ciri ini menjandi tanda dari spesies. Salah satu hal yang menjadi permasalahan adalah kesalahan penghitungan pada ikan kecil. Faktor lain yang dapat mempengaruhi ciri meristik yaitu suhu, kandungan oksigen terlarut, salinitas, atau ketersediaan sumber makanan yang mempengaruhi pertumbuhan larva ikan .
Ciri-ciri anatomi sulit untuk dilakukan tetapi sangat penting dalam mendeskripsi ikan. Ciri-ciri tersebut meliputi bentuk, kesempurnaan dan letak linea lateralis, letak dan ukuran organ-organ internal, anatomi khusus seperti gelembung udara dan organ-organ elektrik (blog.unsri.ac.id). Pola pewarnaan merupakan ciri spesifik, sebab dapat berubah sesuai dengan umur, waktu, atau lingkungan dimana ikan tersebut didapatkan. Hal ini merupakan bagian penting dalam mendeskripsi setiap spesies, misal pola pewarnaan adalah ciri spesifik spesies, kondisi organ reproduksi, jenis kelamin. Masalah utama dalam pewarnaan bila digunakan sebagai alat taksonomi adalah subjektivitas yang tinggi dalam mendeskripsi ikan (blog.unsri.ac.id).
Warna pada ikan di sebabkan karena adanya pigmen yang tersebar di epidermis khususnya mamalia pada kelompok pisces yakni sel penghasil butir “pigmen” terletak diperbatasan epidermis dan dermis didalam kulit vertebrata dan ikan.pigmen tersebutlah yang nenberikan pola warna yang menarik pada ikan (Achjar.M, 1968).
Kariotipe merupakan deskripsi dari jumlah dan morfologi kromosom. Jumlah krosmosom tiap sel tampaknya menjadi ciri-ciri ikan secara konservatif dan dfigunakan sebagai indikator dalam famili. Jumlah lengan kromosom seringkali lebih jelas dari pada jumlah krosmosom. Teknik lain yang digunakan berkaitan juga dengan kariotiping, adalah penghitungan jumlah DNA tiap sel. Namun, jumlah DNA cenderung berkurang pada spesies terspesialisasi (Hidengarrner & Rosen,1972 dalam Moyle & Cech, 1988).
Elektroforesis merupakan tehnik yang digunakan untuk mengevaluasi kesamaan protein. Contoh jaringan diperlakukan secara mekanis untuk mengacak struktur membran sel, agar melepaskan protein yang larut air. Selanjutnya, protein ini diletakkan dalam suatu gel, biasanya terbuat dari pati atau agar, yang selanjutnya diperlakukan dengan menggunakan arus litrik. Kecepatan pergerakan respon protein untuk berpindah atau bergerak tergantung pada ukuran molekulnya. Kesamaan genetik dari indiviual dan spesies dapat dibandingkan dengan ada atau tidak adanya protein yang dibedakan berdasarkan letak dalam gel. Elektroforesis dapat digunakan untuk menguji variasi genetik dalam populasi. Berikut ini klasifikasi ikan yang menunjukkan hubungan evolusioner dari kelompok besar ikan .
Selanjutnya evolusioner Lalli & Parson (1993) dalam klasifikasinya membedakan ikan ke dalam tiga kelas utama berdasarkan taksonominya yaitu :
a. Kelas Agnatha, meliputi ikan primitif seperti Lamprey, berumur 550 juta tahun yang lalu dan sekarang tinggal 50 spesies. Karakteristik ikan ini tidak memiliki sirip-sirip yang berpasangan tetapi memiliki satu atau dua sirip punggung dan satu sirip ekor.
b. Kelas Chondroichthyes, memiliki karakteristik adanya tulang rawan dan tidak mempunyai sisik, termasuk kelas primitif umur 450 juta tahun yang lalu dan sekarang tinggal 300 spesies. Misalnya ikan pari dan ikan hiu.
c. Kelas Osteichthyes, meliputi ikan teleostei yang merupakan ikan tulang sejati, merupakan kelompok terbesar jumlahnya dari seluruh ikan yaitu melebihi 20.000 spesies dan ditemukan pada 300 juta tahun lalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar