Boat

Kamis, 05 Desember 2013

MORFOLOGI IKAN


Bagian-bagian Tubuh Ikan
Pengenalan struktur ikan tidak terlepas dari morfologi ikan yaitu bentuk luar ikan
yang merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari
jenis-jenis ikan. Morfologi ikan sangat berhubungan dengan habitat ikan tersebut di
perairan. Sebelum kita mengenal bentuk-bentuk tubuh ikan yang bisa menunjukkan
dimana habitat ikan tersebut, ada baiknya kita mengenal bagian-bagian tubuh ikan
secara keseluruhan beserta ukuran-ukuran yang digunakan dalam identifikasi.
Ukuran tubuh ikan. Ukuran standar yang dipakai dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Semua ukuran yang digunakan merupakan pengukuran yang diambil dari satu titik
ke titik lain tanpa melalui lengkungan badan.
Panjang total (TL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir (premaxillae)
hingga ujung ekor.
Panjang standar (SL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir
(premaxillae) hingga pertengan pangkal sirip ekor (pangkal sirip ekor bukan berarti
sisik terakhir karena sisik-sisik tersebut biasanya memanjang sampai ke sirip ekor
Panjang kepala (HL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir (premaxilla)
hingga bagian terbelakang operculum atau membran operculum.
Panjang batang ekor (LCP) diukur mulai dari jari terakhir sirip dubur hingga pertengan
pangkal batang ekor
Panjang moncong (SNL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir hingga
pertengan garis vertikal yang menghubungkan bagian anterior mata
Tinggi sirip punggung (DD) diukur mulai dari pangkal hingga ujung pada jari-jari
pertama sirip punggung.
Diameter mata (ED) diukur mulai dari bagian anterior hingga posterior bola mata,
diukur mengikuti garis horisontal.
Tinggi batang ekor (DCP) diukur mulai dari bagian dorsal hingga ventral pangkal
ekor.
Tinggi badan diukur (BD) secara vertikal mulai dari pangkal jari-jari pertama sirip
punggung hingga pangkal jari-jari pertama sirip perut.
Panjang sirip dada diukur mulai dari pangkal hingga ujung jari-jari sirip dada.
Panjang sirip perut diukur mulai dari pangkal hingga ujung sirip perut.
Sirip ikan
Sirip-sirip pada ikan umumnya ada yang berpasangan dan ada yang tidak. Sirip
punggung, sirip ekor, dan sirip dubur disebut sirip tunggal atau sirip tidak
berpasangan. Sirip dada dan sirip perut disebut sirip berpasangan. Macam-macam
sirip ekor dapat dibedakan berdasarkan bentuk sirip tersebut. Bentuk sirip ekor ikan
ada yang simetris, apabila lembar sirip ekor bagian dorsal sama besar dan sama
bentuk dengan lembar bagian ventral, ada pula bentuk sirip ekor yang asimetris
yaitu bentuk kebalikannya. Bentuk-bentuk sirip ekor yang simetris yaitu:
Bentuk membulat, apabila pinggiran sirip ekor membentuk garis melengkung dari
bagian dorsal hingga ventral., contoh ikan gurame (Osphronemus gouramy)
Bentuk bersegi atau tegak, apabila pinggiran sirip ekor membentuk garis tegak dari
bagian dorsal hingga ventral, contoh ikan nila (Oreochromis niloticus)
Bentuk sedikit cekung atau berlekuk tunggal, apabila terdapat lekukan dangkal
antara lembar dorsal dengan lembar ventral, contoh ikan tambakan (Helostoma
temminckii).
Bentuk bulan sabit, apabila ujung dorsal dan ujung ventral sirip ekor melengkung
ke luar, runcing, sedangkan bagian tengahnya melengkung ke dalam, membuat
lekukan yang dalam, contoh ikan tongkol (Squalus sp.)
Bentuk bercagak, apabila terdapat lekukan tajam antara lembar dorsal dengan
lembar ventral, contoh ikan tawes (Puntius javanicus), ikan kembung (Rastrelliger
sp.)
Bentuk meruncing, apabila pinggiran sirip ekor berbentuk tajam (meruncing),
contoh ikan belut (Monopterus albus).
Bentuk lanset, apbila pinggirn sirip ekor pada pangkalnya melebar kemudian
membentuk sudut diujung, contoh ikan bloso (Glossogobius sp.)
Beberapa ikan ada yang memiliki satu atau dua sirip punggung. Pada ikan bersisirp
punggung tunggal, umumnya jari-jari bagian depan (1-40) tidak bersekat dan
mengeras, sedangkan jari-jari dibelakangnya lunak atau bersekat dan umumnya
bercabang. Pada ikan yang memiliki dua sirip punggung, bagian depannya terdiri
dari duri dan yang kedua terdiri dari duri di bagian depan diikuti oleh jari-jari lunak
atau bersekat umumnya bercabang.
Sisik ikan
Bentuk, ukuran dan jumlah sisik ikan dapat memberikan gambaran bagaimana
kehidupan ikan tersebut. Sisik ikan mempunyai bentuk dan ukuran yang beraneka
macam, yaitu sisik ganoid merupakan sisik besar dan kasar, sisik sikloid dan stenoid
merupakan sisik yang kecil, tipis atau ringan hingga sisik placoid merupakan sisik
yang lembut. Umumnya tipe ikan perenang cepat atau secara terus menerus
bergerak pada perairan berarus deras mempunyai tipe sisik yang lembut,
sedangkan ikan-ikan yang hidup di perairan yang tenang dan tidak berenang secara
terus menerus pada kecepatan tinggi umumnya mempunyai tipe sisik yang kasar.
Sisik sikloid berbentuk bulat, pinggiran sisik halus dan rata sementara sisik stenoid
mempunyai bentuk seperti sikloid tetapi mempunyai pinggiran yang kasar.
Jumlah sisik pada gurat sisi merupakan jumlah pori-pori pada gurat sisi atau jika
gurat sisi tidak sempurna atau tidak ada, maka jumlah sisik yang dihitung adalah
jumlah sisik yang biasa ditempati gurat sisi atau disebut deretan sisik sepanjang sisi
badan. Penghitungan sisik ini dimulai dari sisik yang menyentuh tulang bahu hingga
pangkal ekorJumlah sisik melintang badan merupakan jumlah baris sisik antara gurat sisi dan
awal sirip punggung atau sirip punggung pertama dan antara gurat sisi dan awal
sirip dubur. Sisik yang terdapat di depan awal sirip punggung dan sirip dubur
dihitung ½.
Jumlah sisik di depan sirip punggung meliputi semua sisik di pertengahan
punggung antara insang dan awal sirip punggung.
Jumlah sisik di sekeliling batang ekor meliputi jumlah baris sisik yang melingkari
batang ekor pada bidang yang tersempit.
Jumlah sisik di sekeliling dada merupakan jumlah sisik di depan sirip punggung
yang melingkari dada.
Mulut ikan
Bentuk, ukuran dan letak mulut ikan dapat menggambarkan habitat ikan tersebut
(Gambar 2.8). Ikan-ikan yang berada di bagian dasar mempunyai bentuk mulut
yang subterminal sedangkan ikan-ikan pelagik dan ikan pada umumnya mempunyai
bentuk mulut yang terminal. Ikan pemakan plankton mempunyai mulut yang kecil
dan umumnya tidak dapat ditonjolkan ke luar. Pada rongga mulut bagian dalam
biasanya dilengkapi dengan jari-jari tapi insang yang panjang dan lemas untuk
menyaring plankton. Umumnya mulut ikan pemakan plankton tidak mempunyai
gigi. Ukuran mulut ikan berhubungan langsung dengan ukuran makanannya.
Ikan-ikan yang memakan invertebrata kecil mempunyai mulut yang dilengkapi
dengan moncong atau bibir yang panjang. Ikan dengan mangsa berukuran besar
mempunyai lingkaran mulut yang fleksibel.
Bentuk tubuh ikan
Bentuk luar ikan seringkali mengalami perubahan dari sejak larva sampai dewasa
misal dari bentuk bilateral simetris pada saat masih larva berubah menjadi
asimetris pada saat dewasa. Bentuk tubuh ikan merupakan suatu adaptasi terhadap
lingkungan hidupnya atau merupakan pola tingkah laku yang khusus. Secara
umum, Moyle & Cech (1988) mengkatergorikan ikan kedalam enam kelompok yaitu
roverpredator (predator aktif), lie-in-wait predator (predator tak aktif),
surface-oriented fish (ikan pelagik), bottom fish (ikan demersal), ikan bertubuh
besar, dan ikan semacam belut (Gambar 2.9).
Predator aktif. Ikan ini mempunyai bentuk tubuh yang langsing/lurus (fusiform),
dengan mulut di ujung (terminal) dan batang ekor menyempit/kecil dengan bentuk
ekor cagak atau bulan sabit. Ikan-ikan kelompok ini selalu bergerak dan mengejar
mangsa, contoh ikan tuna. Bentuk tubuh dari ikan predator aktif sangat khas di
perairan mengalir.
Predator tak aktif merupakan kelompok ikan piscivora yang mempunyai bentuk
tubuh yang cocok untuk menangkap mangsa dengan cara menghadang ikan-ikan
perenang cepat. Tubuh berbentuk ramping/lurus memanjang seringkali beebentuk
sepertik torpedo. Kepala berbentuk rata dengan mulut yang besar dan bergigi. Sirip
ekor cenderung membesar dengan sirip punggung dan anal berada jauh dibelakang
badan dan letaknya segaris. Susunan sirip ikan seperti ini memberikan daya dorong
pada saat ikan ini akan meluncur dengan cepat untuk menangkap mangsa yanglewat. Kelompok ikan ini antara lain ikan-ikan air tawar Esocidae, Belonidae, Centropomidae.
Ikan pelagik, umumnya berukuran kecik, bentuk mulut superior, kepala berbentuk
pipih datar dengan mata lebar dan sirip punggung berada di bagian belakang
badan. Morfologi dari ikan ini sesuai untuk menangkap plankton dan ikan-ikan kecil
yang hidup di dekat permukaan air, atau insekta yang berada di permukaan contoh
ikan Gambusia, Fundulus.
Ikan demersal mempunyai bentuk tubuh yang beragam. Gelembung renang dari
ikan-ikan kelompok ini mereduksi atau tidak ada. Ikan demersal terbagi menjadi 5
tipe yaitu (i) ikan dasar yang aktif mempunyai bentuk tubuh seperti ikan predator
aktif tetapi bentuk kepala rata, mempunyai punuk dan sirip dada yang lebih besar.
(ii) ikan yang melekat di dasar merupakan ikan-ikan kecil dengan bentuk kepala
rata, sirip dadap membesar dengan struktur yang memungkinkan ikan ini berada di
dasar perairan. Struktur ikan ini banyak dijumpai di perairan berarus cepat atau
daerah intertidal yang mempunyai arus air yang kuat. (iii) ikan bottom- hider
mempunyai kesamaan respon dengan ikan pelekat tetapi tidak mempunyai alat
pelekat dan cenderung mempunyai bentuk tubuh yang memanjang dengan kepala
lebih kecil. Bentuk seperti ini lebih menyukai hidup di bawah batubatuan,
celah-celah. (iv) flatfish merupakan ikan dengan morfologi yang unik. Bentuk tubuh
membulat dengan mulut berada dibagian ventral yang sangat memungkinkan
untuk dapat mengambil makanan di dasar perairan, spirakula berada di bagian atas
dari kepala. (v) ikan bentuk rattail mempunyai tubuh bagian belakang memanjang
seperti ekor tikus, kepala besar dengan hidungyang sangat jelas dan sirip dada
besar. Umumnya, ikan seperti ini berada di laut dalam. Ikan-ikan ini merupakan
ikan pemakan bangkai dan memangsa invertebrata bentik.
Ikan berbadan membulat mempunyai ukuran tubuh 1/3 dari panjang standar (jarak
antara hidung hingga pangkal ekor). Sirip punggung dan sirip anal memanjang dan
sirip dada terletak lebih tinggi sedangkan sirip pelvik lebih rendah dari badan. Mulut
kecil dan dapat disembulkan, mempunyai mata yang besar dan hidung pendek.
Ikan dengan bentuk badan seperti belut mempunyai badan yang panjang dengan
bentuk kepala tumpul, ekor meruncing atau membulat. Jika dijumpai sirip-sirip yang
berpasangan misal sirip dada biasanya kecil sedangkan sirip punggung dan sirip
anal sangat panjang. Sisik berukuran sangat kecil atau tidak ada sama sekali.
Ikan-ikan ini seringkali berada di celah-celah atau lobang dari karang atau batuan.
Lerman (1986) membedakan bentuk tubuh ikan menjadi 4 yaitu :
Bentuk fusiform atau lurus seperti pada ikan tuna, hiu. Bentuk tubuh seperti ini
memungkinkan ikan untuk bergerak cepat yang terutama dalam menangkap
mangsa.
Bentuk pipih tegak seperti pada ikan Pontus triacanthus, memungkinkan untuk
mudah bergerak diantara tumbuh-tumbuhan air dan areal yang sempit. Tubuh yang
pipih memudahkan ikan tersebut menghindari tentakel beracun dari predator dan
masuk kedalam celah-celah karang atau di bawah vegetasi air.
Bentuk tubuh ikan lainnya adalah bentuk pipih datar dan bentuk tipis memanjang
seperti belut. Belut dan beberapa ikan bentuk ini mensekresi semacam lendir yang
dapat membantu gerakan di substrat lumpur dan mengurangi terjadinya perlukaan
pada tubuhnya (Gambar 2.10).
Jenis-jenis ikan Berdasarkan Tipe Makanan
Jenis ikan dapat digolongkan menjadi tujuh kelompok menurut jenis makanannya,
walaupun harus juga diingat bahwa beberapa jenis pola makannya berubah sesuai
dengan perubahan umur, musim dan ketersediaan makanan. Perbedaan golongan
ikan menurut jenis makanannya ini berkaitan antara satu golongan dengan
golongan lain. Penggolongan berdasarkan jenis makanannya menurut Mujiman
(1993) yaitu :
a. Herbivora. Ikan golongan ini makanan utamanya berasal dari bahan-bahan
nabati misalnya ikan tawes (Puntius javanucus), ikan nila (Osteochilus hasseli), ikan
bandeng 9Chanos chanos).
b. Karnivora. Ikan golongan ini sumber makanan utamanya berasal dari
bahan-bahan hewani misalnya ikan belut (Monopterus albus), ikan lele (Clarias
batrachus), ikan kakap (Lates calcarifer).
c. Omnivora. Ikan golongan ini sumber makanannya berasal dari bahan-bahan
nabati dan hewani, namun lebih menyesuaikan diri dengan jenis makanan yang
tersedia misalnya ikan mujair (Tilapia mossambica), ikan mas (Ciprinus carpio), ikan
gurami (Ospronemus goramy).
d. Pemakan plankton. Ikan golongan ini sepanjang hidupnya selalu memakan
plankton, baik fitoplankton atau zooplankton misalnya ikan terbang (Exocoetus
volitans), ikan cucut (Rhinodon typicus).
e. Pemakan detritus. Ikan golongan ini sumber makanannya berasal dari sisa-sisa
hancuran bahan organik yang telah membusuk dalam air, baik yang berasal dari
tumbuhan maupun hewan misalnya ikan belanak (Mugil sp.).
Selain penggolongan ikan seperti tersebut sebelumnya, Kottelat, et al. (1993)
membedakan ikan berdasarkan jenis makanannya menjadi tujuh golongan. Ketujuh
kelompok ikan tersebut yaitu :
a. Herbivora A (endogenus). Golongan ikan yang memakan bahan tumbuhan
yang hidup di air atau di dalam lumpur, misal alga, hifa jamur, alga biru. Ikan
golongan ini tidak mempunyai gigi dan mempunyai tapis insang yang lembut
sehingga dapat menyaring fitoplankton. Ikan ini tidak mempunyai lambung yang
benar yaitu bagian usus yang mempunyai jaringan otot yang kuat, mengekskresi
asam, mudah mengembang, dan terdapat di bagian muka alat pencernak
makanannya. Bentuk usus ikan golongan ini panjang berliku-liku dan dindingnya
tipis.
b. Herbivora B (eksogenus). Golongan ikan yang memakan bahan makanan dari
tumbuhan yang jatuh ke dalam air, misal buah-buahan, biji-bijian, daun. Bahan
makanan ini sangat penting bagi ikanikan di sungai. Oleh sebab itu hilangnya
vegetasi di sepanjang tepi sungai sangat berpengaruh bagi komunitas ikan secara
umum.
c. Predator 1 (endogenus). Golongan ikan yang memakan binatang-binatang air
kecil, misal nematoda, rotifera, endapan plankton dan invertebrata lain berupa
detritus di dalam lumpur atau pasir.
d. Predator 2 (endogenus). Golongan ikan yang memakan larva serangga atau
binatang air kecil lainnya.
e. Predator 3. Golongan ikan yang memakan binatang air yang lebih besar, misal
udang, siput, kepiting kecil yang umumnya berada di dasar air.
 f. Predator 4. golongan ikan yang memakan ikan-ikan lainnya.
g. Omnivora. Golongan ikan yang memakan bahan makanan yang berasal dari
binatang dan tumbuhan. Ikan golongan ini mempunyai sistem pencernakan antara
bentuk herbivora dan karnivora. Menentukan jenis makanan ikan tertentu secara
langsung tidaklah mudah, karena usus ikan kadang-kadang kosong. Namun,
pengamatan terhadap panjang usus dan hubungannya dengan panjang badan
dapat membantu untuk mengetahui jenis bahan makanan yang dimakannya. Ikan
herbivora, umumnya memiliki usus yang panjangnya 4-10 kali panjang badannya.
Ikan predator memiliki panjang usus yang lebih pendek atau sama panjang dengan
badannya.
Selain penggolongan ikan berdasarkan jenis makanannya, ikan dibedakan juga
berdasarkan spesialisasi dari makanannya yaitu :
a. Monophagus : ikan hanya mengkonsumsi satu jenis makanan
b. Stenophagus : ikan mengkonsumsi makanan yang terbatas jenisnya
c. Euriphagus : ikan mengkonsumsi bermacam-macam atau campuran jenis
makanan.
Umumnya ikan-ikan yang ada di alam termasuk ke dalam euriphagus ini. Jenis
bahan makanan dan ketersediannya juga menentukan ditribusi ikan-ikan diperairan.
Umumnya, semakin besar ukuran sungai semakin besar pula jumlah dan
keanekaragaman ikannya; dan proporsi biomassa ikan yang bergantung kepada
tumbuhan air dan tumbuhan darat semakin meningkat.
Sumber : http://blog.unsri.ac.id/ekaunsri2007/morfologi-ikan/sr/64/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar