PENDAHULUAN
Latar belakang
Sistem penglihatan merupakan penghubung dengan lingkunganya, dimana dapat mengenali cahaya, warna dan bentuk semua benda, penglihatan dapat dikatakan sebagai system sensorik yang paling penting, sebab sebagian besar informasi yang diterima melalui indera penglihatan. Mata sebagai organ yang menyusun system penglihatan mempunyai dua fungsi yang berbeda namun saling berhubungan erat. Pertama mata merupakan suatu alat optic yang menerima gelombang cahaya dan merubahnya dalam bentuk bayangan. Kedua, mata merupakan reseptor sensoris yang memberikan respon terhadap bayangan yang terbentuk pada retina kemudian mengerimnya ke otak ( Siregar, dkk, 1995 ).
Respon visual dari ikan dapat dilihat pada saat pengoperasian dengan alat tangkap jaring namun hal tersebut dapat disesuaikan berdasarkan jenis ukuran dan perbedaan spesies dalam hal jarak pandang dan ketajaman visual.Untuk memahami mekanisme dari respon tingkah laku pada saat proses penangkapan, bagaimana ikan mengenali alat tangkap kemudian bagaiman ikan bisa menghindari alat tangkap dapat diketahui dalam ilmu histologi. Indera penglihatan ikan pada sebagian besar jenis ikan ekonomis penting adalah merupakan indera yang utama yang memungkinkan mereka untuk terciptanya pola tingkah laku mereka terhadap lingkunganya. Indera penglihatan ikan akan mempunyai sifat khas tertentu oleh adanya berbagai faktor seperti jarak penglihatan yang jelas, kisaran dan cakupan penglihatan, warna yang jelas, kekontrasan dan kemampuan membedakan objek yang bergerak (Gunarso, 1985).
Mata bagi ikan berfungsi sebagai jendela yang menghubungkan organisme dengan dunia luar memberikan konstribusi yang sangat penting bagi kehidupan ikan. Keberhasilan ikan untuk eksis dan mempertahankan kelangsungan hidup keturunannya di habitatnya, adalah salah satu kontribusi penglihatan, disamping indera atau reseptor lainnya. Kemampuaan mata melihat oleh ikan digunakan untuk menangkap mangsa/makanannya, menghindari musuhnya dan alat tangkap. Selanjutnya juga berperan penting menentukan teritorialnya, mencari pasangannya, dan mencari tempat pengasuhan bagi anak-anaknya ( Razak, dkk, 2005).
Perkembangan metode dan operasi penangkapan ikan hingga saat ini banyak ditentukan oleh target tangkapannya dengan memanfaatkan tingkah laku ikan. Selama ini pemanfaatan tingkah laku ikan dalam bidang penangkapan yang telah banyak digunakan adalah penggunaan cahaya untuk menarik gerombolan ikan pada waktu malam hari. Hampir dapat dikatakan bahwa ikan-ikan pelagis merupakan ikan-ikan yang tertarik oleh cahaya baik cahaya alami (Matahari) maupun cahaya buatan (Lampu). Adaptasi mata ikan terhadap cahaya berbeda untuk setiap jenis ikannya, hal tersebut disebabkan karena setiap jenis ikan mempumyai tingkat sensivitas cahaya yang berbeda beda. Sensifitas mata ikan dalam merespon cahaya dapat diidentifikasi berdasarkan kontraksi dari sel kon dengan melihat pergerakan dari elipsoid kon di dalam lapisan sel penglihatan (Visual cell Layer) (Hajar, 2008).
Sebagian besar spesies ikan beraneka ragam habitatnya, retina mata ikan memperlihatkan struktur yang bervariasi. Struktur retina telah dibentuk oleh tekanan selektif intensitas cahaya dan spectral dalam lingkungan, serta resolusi ruang yang dibutuhkan oleh hewan untuk bertahan hidup. Selanjutnya dikatakan bahwa pada kebanyakan ikan, mata adalah reseptor penglihatan yang sangat sempurna, system optik pada mata ikan melakukan pengumpulan cahaya dan membentuk suatu fokus bayangan untuk analisis oleh retina. Sensitifitas dan ketajaman mata tergantung pada terangnya bayangan yang mencapai retina (Fujaya, 1999).
Fungsi mata ikan selain dapat diketahui dari tingkat sensifitasnya dalam merespon cahaya, juga dapat dikaji berdasarkan penglihatan mata ikan dari tingkat kemampuan penglihatannya. Di Indonesia pemahaman dan kajian mengenai kemampuan penglihatan ikan masih sangat terbatas, di pelajari dan diteliti. Disisi lain pengetahuan tentang kemampuan penglihatan mata ikan sangat penting dalam memahami tingkah laku ikan dalam merespon alat tangkap. Kemampuan penglihatan mata ikan dapat diidentifikasi melalui observasi fisiologi dengan menganalisis berdasarkan metode histologi retina mata ikan (Hajar, 2008, Arimoto, 1988).
Ikan layur merupakan salah satu kelompok (species group) dalam komunitas sumber daya demersal. Dengan demikian keberadaan populasi ikan layur akan terlibat dalam proses-proses dinamika dalam komunitas ikan demersal, seperti interaksi biologis antar jenis. Bentuk interaksi tersebut antara lain adalah antar hubungan pemangsaan (predator-prey relationship) dan persaingan makanan (food competetion). Salah satu perilaku ikan layur adalah ‘voracious’ atau sangat ‘rakus’, sehingga dalam suatu komunitas tertentu ikan layur dapat merupakan ‘top predator’ yang memperebutkan makanannya berupa ikan-ikan berukuran kecil dengan ikan-ikan predator lainnya.
Perilaku kebiasaan makan ikan layur dewasa dan layur anakannya (yuwana, juvenile) berhubungan erat dengan kebiasaan migrasi vertikal (diurnal – siang; nocturnal - malam) mempunyai sifat yang berlawanan. Pada siang hari layur dewasa biasanya bermigrasi vertikal ke dekat permukaan untuk mencari makan dan kembali bermigrasi ke dasar perairan pada malam hari. Ikan layur anakannya yang berukuran kecil akan membentuk gerombolan (schooling) mulai dari dasar sampai ke dekat permukaan pada siang hari dan pada malam hari menyebar dan mengelompok untuk mencari makan sampai ke dekat permukaan.
Berdasarkan kepentingan ini dalam aplikasinya di bidang teknologi penangkapan ikan, sehingga penelitian ini perlu dilakukan untuk megetahui tingkat kemampuan penglihatan mata ikan, khususnya ikan Layur (Trichiurus savala).
B. Tujuan Dan Kegunaan
Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui kemampuan penglihatan mata ikan Layur (Trichiurus Savala) yang dapat di aplikasikan dalam bidang teknologi penangkapan ikan dengan :
Mendeskripsikan struktur susunan kon (cone mosaic) sel-sel penglihatan di dalam retina mata ikan
Mengetahui arah ketajaman penglihatan ikan (Visual axis)
Menentukan tingkat ketajaman penglihatan mata ikan (Visual acuity)
Mengetahui jarak maksimum penglihatan mata ikan berdasarkan ukuran terhadap suatu objek (Maximum sighting distance)
Mejelaskan hubungan antara tingkat ketajaman mata ikan dan penerapannya pada bidang teknologi penangkapan ikan.
Kegunaan penelitian ini adalah mengklarifikasi fenomena dan pengetahuan tingkah laku ikan dalam merespon alat tangkap yang dapat digunakan dalam menentukan startegi penangkapan. Khususnya respon mata pada ikan layur (Trichiurus savala) terhadap alat tangkap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar